Senin, 04 Januari 2010

Ketika Adek Rais Menangis

Ketika Adek Rais Menangis

 

              Tak ada bayi yang tidak pernah di dunia ini karena bayi berkomunikasi melalui tangisnya. Ketika ia lapar, pipis dan e-ek, kesepian, merasa suhu di sekitarnya panas atau  dingin, mengantuk, tergaduh karena suasana bising, suasana baru, ketika ia takut ada orang baru dan berada di lingkungan asing baginya, maka umumnya bayi akan menangis. Begitu pula halnya dengan Rais.

              Ketika tengah malam Rais (bayi) lapar dan ia menangis, sang ibu segera terbangun, seperti ada kontak langsung.

              “Sayang,.. ada apa?”

“Lapar?”

Ibunya segera mendekap dan mengajak bayinya berkomunikasi singkat, sekedar memberitahu bayinya kalau sang ibu sudah bangun.

              “Udah ya nangisnya Mami sudah tahu kalau anaknya lapar. Akan segera kok dikasih tambahan energi.” Ibu berucap demikian untuk mengajak bayinya berkomunikasi, meskipun sang bayi belum mengerti, tapi ia ingin melatih dan membiasakan berkomunikasi dengan bayinya.

              Karena memang jadwal menyusunya Rais, ibunya segera memberinya ASI.  Sang ibu juga mengusap bagian kening Rais, sambil mendendangkan kalimat-kalimat  Allah, misalnya Allahu Akbar, Allah Maha Besar, Subhanallah, Alhamdulillah, serta ayat-ayat pendek.

Alhamdulillah dengan membiasakan mendendangkan Rais dengan kalimat- kalimat Allah, sang Ibu menjadi tenang dan terjaga kestabilan emosinya menghadapi bayi. Serta bayi juga menjadi lunak dan pengertian. Rais tidak pernah menangis menjerit-jerit atau menangis dengan sangat kencang sekali. Banyak sekali variasi-variasi nyanyi yang dibuat oleh sang ibu untuk Rais, termasuk harapan dan cita cita untuk Rais bila besar kelak. Bayit-bayit harapan itu diselipkan diantara kalimat-kalimat Allah tersebut.

Ketika Rais menangis, ibunya juga meminta Rais untuk tidak membiasakan menangis terlalu lama.

              “Rais,.. udah ya menangisnya, Mami sayang sama Rais!”

              “Menangisnya seperluny aja Nak, untuk ngasih tahu Mami saja ya. Nggak baik menangis terlalu lama. Pertama energi Rais jadi mubazir terbuang. Rais bisa capek. Di samping itu juga nggak baik untuk kesehatan!”

              “Mami kenapa nggak baik kalau nangis terlalu lama?” Kakak Najmi segera bertanya ketika ia mendengar ibunya memberikan keterangan untuk Rais.

              “Kalau anak yang sering menangis atau menangis teralu lama, bisa mengakibatkan pusarnya jadi keluar. Jadi nggak bagus.”

              Ya memang ada kasus pada anak yang suka menangis terlalu lama, pusarnya jadi nggak bagus. Di samping itu pada anak laki laki ada kecenderungan membesarnya bagian kemaluannya. Ini semua bisa mengakibatkan cikal bakal timbulnya penyakit hernia. Begitu informasi yang diterima sang Ibu. Wallahualam…

              Tapi pada kenyataannya, membiarkan anak menangis sampai ia terisak-isak, maka akan membuatnya sangat letih. Duh kasihan sekali!.

              Untuk Rais, selama ini tips-tips yang diciptakan ibunya untuk meredakan tangisannya adalah sebagai berikut:

1.    Mendekap dan menyayanginya segera.

Perlakuan begini didasarkan atas pemikiran bahwa bayi akan merasa hangat dan terlindungi. Ia yakin dengan perlakuan begitu ibunya sayang dan sangat mengasihinya. Bayi dan anak-anak akan senang dicium, disayang dan dimanja-manja oleh ibu-bapaknya.

2.    Sang ibu berusaha tetap berada dalam kondisi optimis bahwa ia mampu meredakan tangisan bayinya.

3.    Mendendangkan kalimat-kalimat Allah, seperti alasan yang diungkapkan di atas. Hal ini sangat terbukti ampuh mengatasi kemarahan bayi dan menstabilkan emosi ibu. Yang melunakkan dan mengendalikan emosi insan-insan adalah Allah SWT, ini landasan berpikirnya.

4.    Ibunya berusaha mengeksplorasi tempat-tempat pada tubuh bayinya yang senang bila dibelai oleh sang ibu. Untuk Rais, ia akan merasa nyaman sekali bila bagian kening dan alis mata dibelai dengan sayang dan lembut. Ia akan cepat terhanyut dalam dekapan ibu bapaknya.

5.    Ibunya berusaha mengeksplorasi kecenderungan anak/kesukaan anak yang bisa membuat anak lupa akan tangisnya. mMisalnya, Rais sangat senang dengan musik dan nyanyian. Bila ia menangis, benda-benda yang mengeluarkan suara dan musik mampu menarik perhatiannya. Misalnya buku anak yang ada lagunya, handphone mainan kakaknya (Najmi) yang bisa bersuara dan bersahut-sahutan. Serta mainan lainnya yang ada nyanyian/musiknya.

Seiring dengan bertumbuhnya Rais, kecenderungan dan keinginanannya juga bertambah. Misalnya ia mulai cenderung suka dengan peralatan main dan belajar kakaknya. Ia mulai merebut benda-benda kakaknya. Dan aksi perlawan Rais juga mulai timbul. Saat begini juga tak kalah pentingnya untuk mengasih tahu kakaknya kiat mengalihkan perhatian Rais.

              “Kakak, Adek Rais itu dia belum mengerti bahasa kita, Nak. Kalau kakak mau mengambil benda-benda kepunyaan kakak, caranya harus cari dulu barang lain yang disukai Adek Rais. Alihkan perhatiannya. Kalau langsung diminta tentu ia nggak mau.” Ibunya memberitahu kiat mengalihkan perhatian Adek Rais.

              “Pinjam Dek! Ini yang cantik buat Adek” Kakak Najmi menirukan gaya ibunya.

              Ya dari kecil Rais telah dibiasakan dan diperkenalkan dengan kata-kata “pinjam” di saat ia memegang benda-benda yang tidak baik untuknya. Alhamdulillah karena dibiasakan sejak dini, Rais jadi mengerti sekali. Apa-apa hal yang akan diminta atau dialihkan dari Rais, kami menyebutnya dengan “pinjam Dek!” sembari membawakan gantinya untuk dipegang dan dimainkan Rais.

              Prinsip mengalihkan perhatian Rais ini bertujuan juga untuk membiasakannya sejak kecil mempunyai pengertian dan pemahaman akan hal-hal pengganti. Ia diharapkan punya sifat bisa mengalah dan menunda keinginan. Semoga tujuan-tujuan kami ini, kelak menjadi kenyataan. Sehingga tidak diharapkan tantrum besar akan muncul, karena sedikit demi sedikit, melalui benda-benda yang tidak boleh dipegang dan dimainkan Rais, ia terlatih untuk beralih ke yang lain. Karena pada prinsipnya tantrum atau keinginan anak yang tak bisa dialihkan, hingga ia meronta-ronta dan memaksa, berasal dari akumulasi permintaan demi permintaan anak sejak kecil, yang selalu berusaha dipenuhi oleh orangtuanya, sebagai ungkapan dan wujud sayang. Dan anak tidak pernah dilatih untuk mengalah atau menunda keinginan.

              Dengan kiat di atas, alhamdulillah hingga saat ini, secara lunak kami bias menaklukkan keinginan Rais, bia ia memint sesuatu yang sebenarnya berbahaya atau tidak baik untuknya. Misalnya mempermainkan alat-alat tulis dan berkarya kakaknya, seperti gunting, pena dan pensil. Juga buku-buku sekolah kakaknya (terutama buku yang ada not nyanyinya). Saat ini Rais memang sudah tahu dengan buku nyanyi, ia sering mengambilnya dan meminta siapa saja di rumah kami untuk menyanyikan lagu sesuai syair buku itu.

              Semoga kita tetap bisa berlaku yang terbaik buat para buah hati kita. Menanam biji tomat akan tumbuh tomat, biji cabe akan tumbuh cabe, dsbnya. Artinya Allah akan memberikan hasil sesuai dengan usaha kita dan tak akan pernah salah. Begitu juga menanamkan kebaikan, perlakuan yang tepat, bertindak bijaksana tapi sayang akan berbuah hasil yang setimpal pula. Yuk tetap semangat untuk kebaikan putera puteri kita.

Wassalam

Mamianak

Tokyo

0911222

2 komentar:

  1. wah mbak, bisa diagendakan nih bikin seri buku parenting : psikologi bayi?(anak kecil)
    kemarin aku meminjamkan buku najmi ke temenku di kantor, wah dia senang sekali, sangat bagus katanya

    BalasHapus
  2. Shita yang baik dan cuantik:) supportnya selalu menambah energi saya,.. he..he... iya banyak hal yang akan dibukukan,.. he..he... catatan adek Rais ini dah numpuk... moga segera bisa diselesaikan diantara tugas lainnya...
    sukses selalu ya buat Shita... makasih dah berbagi ke temannya, moga makin banyak anak anak indonesia yang berpotensi sejak dini, amiin..

    BalasHapus