Sabtu, 10 Juli 2010

Seminar Pendidikan, Informasi Melanjutkan Studi dan Mendapatkan Beasiswa Serta Launching Buku-Buku Terbaru ACIKITA (17 Juli-8 Agustus)

Dear All,


Alhamdulillah, puji syukur kami panjatkan kepada Allah, pemilik jagat raya ini. InsyaAllah akan diadakan Serangkaian Seminar dan Presentasi oleh aktivis ACIKITA (http://www.aci-foundation.org). Acara ini gratis untuk siapa saja. Silahkan mendaftarkan diri pada kontak person di bawah, atau boleh via email ke tomoko79@gmail.com: me@alifamri@com. dengan menyertakan biodata diri. Terimakasih


Tema Acara : "Memajukan Pendidikan Bangsa Menuju Indonesia Jaya"
Sekaligus Peluncuran buku Terbaru ACIKITA: "Menikah Tanpa Pacaran? Oke Banget!! dan Meraih Cinta-Nya (Perjuangan Muslim Indonesia di luar Negeri).

Bahasan Seminar meliputi:

1. Inovasi sistem pendidikan untuk Indonesia sebagai syarat mutlak
menjadi negara maju. Berbagi informasi tentang sistem pendidikan usia dini hingga perguruan tinggi di negara maju.

2. Berbagi informasi tentang segala hal yang berkaitan dengan proses
aplikasi studi ke luar negeri. Informasi tentang beragam beasiswa yang
tersedia dan berbagai cara yang bisa ditempuh untuk bersekolah ke negara maju. InsyaAllah kami akan menuntun Anda untuk menggapai impian bersekolah ke negara maju.

3. Kiat sukses dan survive studi di negeri orang, sekalipun tanpa
beasiswa. Hal positif studi di negeri orang. Pengalaman sebagai mahasiswa asing di negeri orang, mulai dari masa adaptasi hingga bisa menyatu dengan lingkungan asing.

4. Kiat survive berkarir di negri orang. Kiat mendapatkan dana riset
dan menjalin kerjasama dengan Luar negeri. Berbagai peluang kerjasama bagi dosen/perguruan tinggi/pemerintah daerah, dengan luar untuk mempercepat kemajuan NKRI kita.

Pemateri dan Kontributor :

1. Prof. DR. Fasli Jalal (Wakil Mentri Pendidikan dan Kebudayaan RI, dan Ketua Pembina ACIKITA).
2. DR. Prihardi Kahar (Asc. Prof Meisei Univ, Jepang, menyelesaikan S1,
S2,S3,postdoct di universitas Jepang,18 th tinggal di Jepang, Pembina dan
Pendiri ACIKITA).
3. DR. Safni (Dosen Univ. Andalas Padang, menyelesaikan S2 dan S3 di
Gifu University, Jepang, aktivis ACIKITA)
4. DR. Jumiarti Agus (Peneliti di Tokyo Institute of Technology (TIT),
menyelesaikan S3 di TIT, pendiri, penulis dan Ketua Internasional ACIKITA)
5. DR. Wikky Fawwaz Al Maki (Electro UI, menyelesaikan S3 di Univ
Jepang, penulis dan aktivis ACIKITA)
6. Cahayahati, M.Eng (Peneliti di BPPT, menyelesaikan S1 dan S2 di
Jerman, 14 th tinggal di Jerman, penulis dan aktivis ACIKITA).

7. Ninda Harahap (Tinggal di Belgia, penulis dan aktivis ACIKITA)
8. Agus Mujib Ali, M.Eng (Dosen LP3I, S2 Alumni Tokyo Institute of
Technology, Sukses Sekolah di Jepang tanpa Beasiswa, Wakil Ketua ACIKITA
Internasional
9. DR. Elfahmi Yaman (Dosen Farmasi ITB, menyelesaikan S3 di Belanda,
aktivis ACIKITA).
10. DR. Yessy Nirwana (menyelesaikan S3 di Tohoku Jepang, Penulis dan
aktivis ACIKITA).
11. Morita Yasuko, guru Bahasa Jepang dan tenaga volentir (suka rela)
untuk warga asing di Machida, Tokyo, Simpatisan dan aktivis ACIKITA).
12. Juariah (Dosen Unsada, Indonesia, menyelesaikan studi S2 di
Takushoku University, Tokyo, penulis dan aktivis ACIKITA)
13. Dwi. N.K. Wati, (Dosen Kesehatan Masyarakat, UI, menyelesaikan S2
dari status sebagai trainer di Jepang, penulis dan aktivis ACIKITA).

14. Dwi Indah Lestari (Tinggal di Norwegia, penulis dan aktivis ACIKITA)

15. Destinia Jenialita (Pernah tinggal di Kanada, penulis dan aktivis ACIKITA

!5. Sarah Abdurrahmah (Menamatkan S2 di Mesir, penulis dan aktivis ACIKITA)

 

Tempat, dan Waktu Pelaksanaan
Kampus Unida Bogor: Tanggal 17 dan 18 Juli 2010
Jam 9.00 s.d 17.00
Tempat: Aula Rektorat Unida
Contact Person dan pendaftaran Rahmi (HP: 085253956216/ 021 84937507)
Pembicara: Jumiarti Agus, Wikky, Cahayahati, Agus Mujib Ali, dan Morita Yasuko.

Kampus UI Depok : Tanggal 19 Juli 2010
Jam 8.00 s.d 17.00 WIB
Tempat: Gedung FIB UI (Gedung 9)
Contact Person dan pendaftaran: Mutia (HP : 081362191900) Akhyar (HP :
085695162327)
Pembicara: Prihardi Kahar, Jumiarti Agus, Wikky, Agus Mujib Ali, Morita Yasuko, Juariah, Dwi N.K. Wati.

Kampus Unair Surabaya : Tanggal 20 Juli 2010
Jam 10-12.00 WIB
Tempat: Gedung Rektorat Unair Kampus C
Contact Person dan pendaftaran : Ida Fauziah 081-331990885
Pembiacara : Jumiarti Agus dan Morita Yasuko

Kampus ITB Bandung : Tanggal 24 Juli 2010
Jam 8 s.d 17.00 WIB
Tempat: Aula ITB
Contact Person : DR. Rukman Hertadi Pendaftaran : Rini (HP : 081321521817)
Pembicara: Prihardi Kahar, Jumiarti Agus, Elfahmi, Agus Mujib Ali, Morita Yasuko, dan Yessi Nirwana.

Kampus Unand Padang : Tanggal 29 Juli 2010
Jam 8-17.WIB
Tempat: Aula Gedung F Kampus Unand Limau Manis, Padang
Contact Person: DR. Safni 081374282673. Pendaftaran : Suryani Meciyen (HP :
081266590127)
Pembicara: DR. Prihardi Kahar, DR. Safni, Jumiarti Agus, Agus Mujib Ali, dan Morita Yasuko.

Acara Puncak :
Bukittinggi Sumatera Barat : 31 Juli 2010
Jam 8.00 - 17.00 WIB
Tempat : Aula Bung Hatta Bukittinggi
Contact Person dan pendaftaran: Rahmi (HP: 085253956216)
Pembicara: DR. Prihardi Kahar, DR. Jumiarti Agus, Prof. Fasli Jalal, Agus Mujib Ali, M.Eng dan Morita Yasuko. Dilanjutkan dengan diskusi dan rumusan kerjasama dengan jajaran Pemda dan pimpinan daerah Sumbar.

Biaya : Tidak dipungut bayaran, kecuali bila Anda membutuhkan sertifikat,
dan print out materi/buku, serta makan siang. Mohon maaf karena tidak ada
sponsor berupa dana segar, maka persediaan makan siang tidak bisa kami
upayakan untuk semua peserta. Silahkan menghubungi panitia untuk konfirmasi.
Kecuali acara di Bukittinggi, tersedia konsumsi untuk 500 orang peserta.
Semoga kondisi ini tidak merubah semangat Anda untuk menghadiri seminar yang
berpotensi ini.

Pendaftaran:
Setiap peserta yang ingin mengikuti seminar ini, harus mendaftarkan diri
pada personil yang tertera di atas. Untuk acara di Universitas, kapasitas
gedung terbatas, hanya tersedia untuk 200-300 orang. Terimakasih.

Pembukaan Pendaftaran Anggota ACIKITA:
Bagi yang ingin menjadi anggota ACIKITA, di semua tempat acara dibuka
pendaftaran anggota ACIKITA. Untuk itu mohon disiapkan biodata lengap Anda
dilengkapi foto. Silahkan serahkan pada awal kedatangan pada panitia khusus.

Mohon Bantuan:
Kepada rekan-rekan, sahabat semua, mohon menyebarkan undangan ini seluas
luasnya. InsyaAllah presentasi yang diberikan, akan sangat bermanfaat bagi
mereka yang ingin maju. Terimakasih.

Karena acaranya ini bertujuan untuk perubahan di negeri kita bersama, maka
kami mengundang calon-calon penyumbang seikhlasnya, untuk memberikan bantuan
dana untuk membantu beban panitia. Sumbangan bisa dialamatkan ke rekening
ACIKITA. Silahkan menghubungi kami.Terimakasih.

Semoga niat baik, dan rencana ikhlas ini, dimudahkan semuanya oleh Allah.
Memang tidak harus semuanya bersekolah ke Luar Negeri, tapi biaya pendidikan
yang mahal di dalam negeri sementara studi di luar bisa dicapai dengan
gratis, kenapa tidak dimanfaatkan peluang itu?
InsyaAllah kami akan berbagi kepada kita semuanya semaksimal ilmu dan
pengalaman yang kami punyai. Mari kita bergiat membangun bangsa, dengan
menyiapkan bekal potensi diri yang tangguh. Karena untuk bangsa yang besar
ini dibutuhkan banyak person untuk membangunnya.

Mari bergiat membangun bangsa
Mari bersama membangun bangsa
Fastabiqul khairat
Tetap semangat!!
Semoga Jayalah Indonesia Kita!
Sampai jumpa di tempat acara!

Wassalam dan maaf bagi yang tidak berkenan. Ditunggu kehadirannya

Jumiarti Agus
Ketua ACIKITA Internasional

Minggu, 16 Mei 2010

Lomba Kreasi Seni dan Lomba Pidato Bhs Jepang oleh ACIKITA Jakarta




Alhamdulillah. Otsukaresamadeshita, buat rekan rekan yang berjuang di ACIKITA (Aku Cinta Indonesia Kita) Cabang Jakarta. Sungguh kerja keras yang luar biasa. Semoga hanya Allah yang bisa membalas jasa, kebaikan, bantuan moril dan materil teman teman semuanya. Tetap semangat untuk kemajuan Indonesia kita.

Ketua ACIKITA Jakarta berucap, "Kerja kami ini bukan untuk ACIKITA tapi untuk kemajuan dan perubahan di negeri tercinta Indonesia" Ya sungguh benar sekali. ACIKITA bukanlah orrganisasi yang bertujuan untuk suatu nama besar seseorang, atau suatu popularitas dan materi. Tapi kami berangkat dari modal niat tulusa dan semangat. Alhamdulillah semuanya berjalan secara perlahan, member makin meluas, support teman teman dan shabata, tambah banyak.

Terbukti dengan lahirnya ACIKITA di beberapa titik di Indonesia, misalnya ACIKITA cabang Padang, Pariaman, Payakumbuh, Medan, Jakarta, Kalimantan (Balikpapan dalam waktu dekat ini) , surabaya dan Yogya dalam waktu dekat ini. Dan luar negeri lain insyaAllah Amerika, Belgia, Malaysia dan Singapure, selain yang sudah ada ACIKITA Jepang.

Acara di Jakarta, Minggu 16 Mei 2010 kemarin bertempat di kampus UI, meliputi lomba bahasa Jepang, lomba origami dan vokal group. Tentunya tak lepas ada sosialisasi ACIKITA. Peseta lomba berasal dari 35 SMA di Jakarta dan sekitarnya.

Alhjamdulillah, semoga dengan acara ini, kami dapat merangkul generasi muda, tunas bangsa dan berbimbingan tangan untuk berkarya untuk kemajuan Indonesia kita, Amiin yarabbal 'alamiin.

Tentang ACIKITA bisa dilihat di situs: http://www.aci-foundation.org
wassalam
Jumiarti Agus.
Ketua ACIKITA Internasional

Jumat, 14 Mei 2010

Terbit: Meraih Cinta-Nya (ACIKITA ke 8)

Alhamdulillah berkat usaha di sela sela kesibukan kami sebagai Ibu rumah tangga, pelajar, atau pekerja di mancanegara, kami tetap istiqomah, menuliskan rangkaian kata demi kata, mengukir himbauan dan ajakan untuk selalu berpegang pada ajaranNya. 


Alhamdulillah, bulan Juni buku ACIKITA ke delapan ini telah terbit.Peluncuran dan diskusi buku akan di adakan di Indonesia di beberapa kota, di LN akan diadakan di Tokyo dan Belgia, InsyaAllah). Informasi lihat di http://www.aci-foundation.org

 

Alhamdulillah,.. hari demi hari, bulan dan tahun, supporter dan dukungan terhadap ACIKITA makin bertambah. Puji syukur pada Allah. Semoga perjuangan untuk kemajuan, kenyamanan, dan kedamaian di negeri tercinta, yang masih jauh di puncak gunung sana, terwujud suatu saat. 

Siraman demi siraman,.. selalu kami hadirkan,.. tak mungkin menemui rakyat dan masa satu persatu, tapi dengan hadirnya buku kami adalah suatu bukti nyata cinta kami pada negeri kita. 

                                                   *****

Meraih Cinta-Nya
(Perjuangan Hidup Sebagai Muslim di Manca Negara untuk
Menegakkan Dien-Nya)

++ Bahasan singkat, Berbagai Informasi Serta Link Penting
Terkait Kehidupan Muslim di Luar Negeri

Ninda Harahap (Belgia)
Jumiarti Agus (Tokyo, Jepang)
Mira Supriyatmi (Jerman)
Nurhalita Diny (Korea)
Rina Fitriana (Jepang)
Yuli Hastadewi (Detroit, Amerika)
Mulla Kemalawaty (Tokyo, Jepang)
Yeni Mulia (Norwegia)
Sri Zein (Tokyo, Jepang)
Dwi Indah lestari (Austria)
Nengsi Rova (Houston, Amerika)
Irawati Prillia (Jerman)
Desti J. Basuki (Toronto, Kanada)

Kata Pengantar Penulis

Ada rasa cemas ketika kaki hendak melangkah ke negeri
orang, untuk suatu garis hidup yang ditetapkan Sang
pencipta. Berbagai pertanyaan muncul di kepala. Adakah di
sana kenyamanan untuk seorang Muslim dan Muslimah
berjilbab? Apakah saya bisa melaksanakan salat dan ibadah
lainnya di sana? Adakah mesjid dan forum pengajian? Apakah
di sana ada restoran dan makanan halal? Dan beragam
pertanyaan lainnya berkecamuk di kepala, termasuk masalah
takut diasingkan sebagai golongan minoritas (sebagai
muslim), yang sering diidentikkan dengan teroris. 

Di dalam buku ini Anda akan menemukan jawaban dari semua
kegelisahan di atas. Para penulis yang tinggal di
mancanegara, menuturkan pengalamannya selama tinggal di
negeri asing sebagai kaum minoritas. Mulai dari atmosfir
penerimaan oleh warga setempat pada masa adaptasi hingga
bisa berdampingan hidup di sana. Berbagai perjuangan dan
kiat survive mereka untuk bisa menegakkan dien dan meraih
cintaNya, dipaparkan di dalam buku ini. 

Buku yang kaya informasi, semangat dan perjuangan hidup.
Sungguh sangat menginspirasi segenap muslim untuk
menjalankan perintah-Nya. Buku yang berisi penuturan
tentang informasi kehidupan muslim di Jepang, Kanada,
Amerika, Belgia, Jerman, Norwegia, Austria, Brunei, dan
Korea ini, memberikan keterangan yang sebenarnya tentang
perjuangan hidup para penulisnya di negeri asing serta
kiat survive hidup di sana.

Buku ini sangat baik dibaca oleh masyarakat Indonesia,
oleh mereka yang akan berjuang dan tinggal di negeri orang
dan juga oleh mereka yang menetap di negeri orang sebagai
penyemangat untuk selalu mertahankan kaidah agama untuk
meraih Cinta-Nya. 

Alhamdulillah, puji syukur kami panjatkan kepada Allah
yang telah merestui kami untuk berbagi kepada Anda
semuanya. Terimakasih kepada semua pihak yang telah
berkontribusi untuk terwujudnya karya ini. 

Wassalam
Tokyo, Januari 2010
Penulis

Harga buku di ACIKITA Publishing: hanya Rp 30.000 belum termasuk ongkir. Hubungi Rahmi di acipublishing@yahoo.co.id

Di LN bisa didapatkan di Jepang (cp Jumiarti Agus), Di Belgia, (Eropa) cp: Mira Supriyatmi dan Ninda harahap, di US cp: Nengsi Rova.

Jumat, 12 Maret 2010

Terbit 'Menikah Tanpa Pacaran? Oke Banget!!!

Alhamdulillah akhirnya telah terbit buku kami ke 7 di ACIKITA Publishing.

                        Menikah Tanpa Pacaran,?

Oke Banget !!!

   (Berbagi Pengalaman dalam Proses Mendapatkan Pasangan, Menata Interaksi, dan Menyelesaikan Konflik di dalam Rumah tangga)

++ Bahasan Singkat Seputar Proses Ta’aruf, Khitbah dan Menikah Secara Islami

Jumiarti Agus, Rahmiagusra, Dona Maiyerti,

Yudhi Mulianto, Juariah, Rieska, 

M. Amin Sulthoni dan Yudith Fabiola

Penyusun Buku: Jumiarti Agus, Ph.D dan Rahmiagusra

Setting/Layout: Aku Cinta Indonesia Kita (ACIKITA) Publishing

Desain Sampul: Tomoko Dian

Editor: Jumiarti Agus, Ph.D; Silvia Aslami

  Penerbit: Aku Cinta Indonesia Kita Publishing

Cetakan Pertama: Januari, 2010/07/25

Jumlah Halaman: viii + 270 halaman

Kategori Buku: Non Fiksi/Inspirasi, Spritual

ISBN:

Bagian Belakang buku:


“Bagaimana mungkin akan mendapatkan jodoh kalau tidak berpacaran?
Bagaimana bisa mengenal pribadi si calon kalau tidak berdekat-dekatan atau tidak menjalin hubungan dengannya?”
Temukan semua jawaban Anda di dalam buku ini!

***
“Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia yang menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenisnya sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tentram kepadanya, dan dijadikan-Nya di antaramu rasa kasih dan sayang… (Ar Rum (30) : 21).”


“Buku ini membuktikan bahwa cinta sejati bukanlah dari pandangan pertama pertemuan. Cinta tumbuh setelah mengenal siapa pasangan kita luar dalamnya.

(Dona Maiyerti, penulis dan ibu rumahtangga, tinggal di Brunei.)”

“Buku ini sungguh dahsyat! Mereka berbagi kisah tentang bagaimana menerima pinangan dan meminang karena Allah. Cinta paling halal dan suci. Dua manusia biasa berusaha menggabungkan cintanya agar menjadi cinta yang luar biasa setelah menikah. (
Ir.Shahnaz Haq, penyiar radio dan TV, artis, dan ibu rumahtangga)."

“Buku ini adalah suatu wujud rasa tanggungjawab dan peduli kami terhadap ajaranNya. Menuntun Anda menjalani masa ta’aruf, memutuskan pilihan, menjalani pernikahan dan riak gelombang rumah tangga untuk ganbatte (berusaha keras) menuju rumah tangga SAMARA.
(DR. Jumiarti Agus, M.Si, penulis, peneliti, dan ibu rumahtangga).”

Buku ini berisi tulisan tentang pengalaman sakral yang telah dilalui oleh para penulisnya. Saya bersyukur kepada Alloh atas terbitnya buku ini. Sebuah buku yang pantas dan patut dibaca oleh para remaja Islam sebelum mereka menikah, dalam upaya mempersiapkan Baitii Jannatii, rumah tangga yang sakiinah, mawaddah wa rohmah.
(Dasli Noerdin, dosen Universitas Jenderal Achmad Yani ). Ini di halaman cover depan


Buku Menikah Tanpa Pacaran ? Oke Banget ! ini sangat baik dibaca oleh kawula muda. Buku ini sangat aktual memberikan pencerahan bagaimana lezatnya menikah tanpa pacaran. Gaya bahasa juga dikemas dengan tampilan khas ACIKITA agar lebih mendekati dunia riil muda-mudi. Menjadi bacaan wajib bagi adik-adik yang ingin menikah tanpa pacaran. Serius !!!
(DR. Marsudi Budi Utomo, Lulusan Doktor dari Jepang. Ia pernah tinggal di Jepang selama 16 tahun. Ia menikah tanpa pacaran, dan telah dikaruniai 6 putri dan 1 putra bungsu)


Semoga karya ke-7 dari komunitas ACIKITA ini dapat memberikan pemahaman kepada orang-orang yang menentang berpacaran setelah menikah. Diharapkan menjadi pembela prinsip “berpacaran setelah menikah.” Insya Allah dapat menambah khazanah pemahaman masyarakat pada umumnya, khususnya umat Islam Indonesia. (Susi Rusdi Development Director / Agency Manager Allianz Life)

Menikah Tanpa Pacaran? Ok Banget!!!

Apa yang membedakan buku ini dengan buku buku tema nikah lainnya?

1. Buku ini ditulis langsung oleh mereka yang mempunyai pengalaman nyata, tentunya tak ada kesalahan dalam penyampaian informasi, atau curahan hati penulisnya terhadap pembaca.

2.Buku berjamaah tentu punya nilai dan cakupan informasi, trik dan pengalaman lebih komplit ketimbang yang ditulis oleh hanya satu orang saja. Jadi buku ini mengkaver berbagai informasi untuk menikah tanpa pacaran ok banget!

2. Buku ini ada dalam kerangka yang komplit.

Kisah pernikahan para penulis:

Mulai bagaimana penulisnya memilih jalan menikah tanpa pacaran, kisah pertemuan dan ta'aruf yang sangat beranekaragam, mulai dari dikenalkan, pertemuan lewat media, bahkan hingga jarak yang jauh, tapi akhirnya bisa bertemu di aqad nikah.

Masa masa untuk memutuskan pilihan hidup mau menikah dengan siapa juga bukan perkara simple. Nah bagimana masing masing punya kekuatan hati untuk memilih pasangan hidupnya? Jalan apa serta pedoman apa yang diambilnya? Juga dikupas di sini.

Tak jarang banyak kegagalan dalam tahapan ta'aruf dan komunikasi jauh.

 Selanjutnya tahapan persiapan pernikahan, dan hari H pernikahan berlangsung. Lanjut ke masa-masa pengenalan, bulan madu, dan menjalani hidup bersama. 

 

Riak gelombang kehidupan berumahtangga dikupas pada masing masing cerita penulis. Masalah yang muncul juga dituturkan. Dan apa solusi yang diambil untuk keluar dari permasalahan? Trick membina hubungan pasangan yang baik, hubungan menantu dan mertua juga disinggung di sini.

Semuanya diungkap hingga mereka bisa menyamakan orbitalnya untuk menjalani hidup bersama. Perbedaan perbedaan yang ada bagaimana menyikapinya, untuk sebuah tujuan hidup bersama. 

Pokoknya!! semua kisah nyata yang dilalui para pelakunya dieksplorasi agar yang akan menjalani bisa memetik hikmah dan menjadikan referensi dalam tahapan menikah nantinya. Tapi tentunya bukan membuka aib lho ya!! karena masing masing pasangan telah izin dengan hal apa yang dipublikasikan dan semuanya ada pada batas normal, tapi membangun kebaikan umat. InsyaAllah.  

Benar-benar "Menikah Tanpa Pacaran?, Ok Banget!!!  dijawab habis oleh semua data data (atau paparan) dari para penulisnya.

Bahasan terkait

Adalah suatu ciri khas buku ACIKITA dilengkapi dengan bahasan  yang mendukung suatu tema. Jadi bukan memaparkan kisah dan hanya mengumpulkan cerita para penulisnya. Di sini pembaca diajak kembali untuk membaca apa intisari dan pengetahuan wajib yang harus diketahui seputar nikah dan etika pergaulan dengan lawan jenis. Misalnya hal sederhana, sms chatting apakah itu boleh? (nah ini bahasan yang sesuai kondisi zaman bukan?)

Membaca buku buku agama mungkin sebagian orang merasa tak ada daya pikat, tapi di sini di sajikan teknik bahasan yang mudah dicerna, dan dikaitkan dengan pengalaman nyata para penulisnya dan analisis perkembangan zaman.

Semoga dengan paparan lengkap kami, bisa menyentuh para generasi muda untuk mengaktualisasikan ajaran Islam sebagai agama yang dianutnya. Atau setidaknya masih bisa mempertahankan yang halal dan meningglkan yang haram.

Di samping analisis secara agama, bahasan juga dilakukan dari segi Undang undang pernikahan dan undang undang perlindungan anak. Ini semua menjadi bekal untuk setiap pasangan yang akan menikah, agar mereka lebih tahu hak dan kewajiban masing masing. Menjadikan warga negara Indonesia cerdas dan cukup bekal tentang undang undang pernikahan yang memang wajib kita ketahui bersama.

Kenapa ini dipandang perlu? Rumah tangga adalah negara terkecil, bila masing-masing pemerintahan di dalamnya dilakukan secara maksimal, InsyaAllah akan bisa memutus rantai permasalahan di negeri tercinta kita bersama ini.

Untuk itu, silahkan Anda membaca karya kami ini. InsyaAllah bermanfaat bagi yang akan menikah/belum menikah. Bagi yang sudah menikah, agar bisa tambah memperkuat tali pernikahan untuk mencapai tujuan hidup bersama.

Harga buku: Hanya Rp: 30.000 (untuk di dalam negeri)

Cara mendapatkan  buku ini:

1. Tersedia di acikita publishing alamat email: acipublishing@yahoo.com. Silahkan kontak rahmi atau alif . 021-84937507  atau 021-41164400.

2. Melalui para penulisnya.

3. Melalui para distributornya. Bagi yang berminat membantu pemasaran buku ini, bisa mendapatkan 15% dari harga jual buku.

Teknik pemesanan di acikitapublishing:

1. Kirimkan email berisi alamat Anda

2. Harga ongkos kirim akan diberitahukan setelahnya.

3. Silahkan transfer uangnya ke no rekening berikut : (dengan menuliskan pembelian buku)

Rekening mandiri Graha Mandiri, Jl. TB. Simatupang Kav.1B, Jakarta Selatan atas nama R. Saharso No. Rek. 127-00-0540785-1

 

4.  Mohon kirimkan bukti transfer uang via email, atau khabarkan via email kapan transfer dana, atas nama siapa. Dan smsm ke no 0852-2100-5337.

5.  Buku akan dikirimkan bila uang sudah ditransferkan.

6.  Mohon konfirmasikan ke kami bila buku sudah diterima. Terimakasih

wassalam

Fastabikhul khairat

Ijum

Tokyo, 100313

 

Senin, 25 Januari 2010

Segera Terbit Menikah Tanpa Pacaran? Oke Banget!!!

Untuk karya satu ini berat sekali perjuangannya, mulai dari membuat kisi kisi penulisan, mengundang penulis, periksa tulisan, edit dan benarkan tulisan, hingga setting lay out, tata letak foto pengantin,,.. menambahkan bahasan isi buku,.. hingga cover yang jadi ajang perdebatan, tidak saja tingkat pemirsa, calon pembaca, tapi juga pada level penulis...

Namun berkat yakin,. dan atas izin Allah akhirnya terwujud jua cita cita luhur kami, untuk menyampaikan kebenaran dariNya.

Latar Belakang dan Tujuan Penerbitan Buku

Menikah Tanpa Pacaran?, Ok Banget!!! Bukan berarti para penulis di buku ini tidak pernah berpacaran. Namun mereka menikah dengan seseorang yang ia kenal atau dikenalkan beberapa waktu sebelum menikah, baik oleh orangtua, teman, atau guru mengaji.

              Penulisan buku ini didasarkan oleh rasa peduli kami terhadap kondisi pergaulan muda-mudi zaman sekarang. Banyak yang beranggapan, mengenal jauh seorang calon suami/isteri dengan berpacaran sebelum menikah, adalah suatu syarat. Sehingga mereka memutuskan berpacaran.

              Kami bertujuan untuk berbagi kepada generasi muda dan siapa saja, bahwa menikah tanpa pacaran insya Allah lebih nikmat dan berkah. Semua yang dilakukan “halal” dan bernilai ibadah. Terlebih Islam tidak merekomendasikan pacaran sebelum menikah.

Semua penulis yang terlibat dalam buku ini menuliskan kisah nyata yang dilaluinya, dengan sagat istimewa. Mereka berbagi kiatnya tentang proses dan usaha yang dilakukan dalam menemukan pasangan hidup. Berbagi informasi kiat menjalin hubungan, berinteraksi dan berkomunikasi dengan pasangan, menuju rumah tangga sakinah, mawaddah, warahmah. Juga penyelesaian konflik yang muncul.

Penuturan jujur tentang konflik, bukan untuk membuka aib. Karena penulis dan pasangannya telah setuju konfliknya di-publish. Mereka ingin berbagi kepada para pembaca agar sukses berinteraksi dengan pasangan impian.

Para penulis jujur mengatakan bahwa pacaran setelah menikah lebih nikmat. Berbeda dengan pacaran sebelum menikah, yang tidak diizinkan dalam Islam.

Terimakasih kepada para penulis yang telah menghadirkan tulisan istimewanya. Terimakasih kepada para pembeli buku ini. Insya Allah setiap penjualan buku ACI, kami sisihkan sejumlah tertentu untuk tambahan biaya pendidikan anak-anak di sekolah binaan ACI. Terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penerbitan buku ini.

Masukan dan kritikan sehat dari pembaca sangat diharapkan untuk sebuah buku yang lebih baik. Karena karya insan manapun tidak ada yang sempurna. Sulit untuk menghadirkan sebuah buku yang disukai oleh seluruh pembaca. Semoga buku ini bermanfaat hendaknya. Amiin.

Terimakasih.

                                 Menikah Tanpa Pacaran,?

Oke Banget !!!

   (Berbagi Pengalaman dalam Proses Mendapatkan Pasangan, Menata Interaksi, dan Menyelesaikan Konflik di dalam Rumah tangga)

++ Bahasan Singkat Seputar Proses Ta’aruf, Khitbah dan Menikah Secara Islami

Jumiarti Agus, Rahmiagusra, Dona Maiyerti,

Yudhi Mulianto, Juariah, Rieska, 

M. Amin Sulthoni dan Yudith Fabiola

Penyusun Buku: Jumiarti Agus, Ph.D

Setting/Layout: Aku Cinta Indonesia Kita (ACIKITA) Publishing

Desain Sampul: Tomoko Dian

Editor: Jumiarti Agus, Ph.D; Silvia Aslami

  Penerbit: Aku Cinta Indonesia Kita Publishing

Cetakan Pertama: Januari, 2010/07/25

Jumlah Halaman: viii + 270 halaman

Kategori Buku: Non Fiksi/Inspirasi, Spritual

ISBN:

Bagian Belakang buku:


“Bagaimana mungkin akan mendapatkan jodoh kalau tidak berpacaran?
Bagaimana bisa mengenal pribadi si calon kalau tidak berdekat-dekatan atau tidak menjalin hubungan dengannya?”
Temukan semua jawaban Anda di dalam buku ini!

***
“Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia yang menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenisnya sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tentram kepadanya, dan dijadikan-Nya di antaramu rasa kasih dan sayang… (Ar Rum (30) : 21).”


“Buku ini membuktikan bahwa cinta sejati bukanlah dari pandangan pertama pertemuan. Cinta tumbuh setelah mengenal siapa pasangan kita luar dalamnya.

(Dona Maiyerti, penulis dan ibu rumahtangga, tinggal di Brunei.)”

“Buku ini sungguh dahsyat! Mereka berbagi kisah tentang bagaimana menerima pinangan dan meminang karena Allah. Cinta paling halal dan suci. Dua manusia biasa berusaha menggabungkan cintanya agar menjadi cinta yang luar biasa setelah menikah. (
Ir.Shahnaz Haq, penyiar radio dan TV, artis, dan ibu rumahtangga)."

“Buku ini adalah suatu wujud rasa tanggungjawab dan peduli kami terhadap ajaranNya. Menuntun Anda menjalani masa ta’aruf, memutuskan pilihan, menjalani pernikahan dan riak gelombang rumah tangga untuk ganbatte (berusaha keras) menuju rumah tangga SAMARA.
(DR. Jumiarti Agus, M.Si, penulis, peneliti, dan ibu rumahtangga).”

Buku ini berisi tulisan tentang pengalaman sakral yang telah dilalui oleh para penulisnya. Saya bersyukur kepada Alloh atas terbitnya buku ini. Sebuah buku yang pantas dan patut dibaca oleh para remaja Islam sebelum mereka menikah, dalam upaya mempersiapkan Baitii Jannatii, rumah tangga yang sakiinah, mawaddah wa rohmah.
(Dasli Noerdin, dosen Universitas Jenderal Achmad Yani ). Ini di halaman cover depan


Buku Menikah Tanpa Pacaran ? Oke Banget ! ini sangat baik dibaca oleh kawula muda. Buku ini sangat aktual memberikan pencerahan bagaimana lezatnya menikah tanpa pacaran. Gaya bahasa juga dikemas dengan tampilan khas ACIKITA agar lebih mendekati dunia riil muda-mudi. Menjadi bacaan wajib bagi adik-adik yang ingin menikah tanpa pacaran. Serius !!!
(DR. Marsudi Budi Utomo, Lulusan Doktor dari Jepang. Ia pernah tinggal di Jepang selama 16 tahun. Ia menikah tanpa pacaran, dan telah dikaruniai 6 putri dan 1 putra bungsu)


Semoga karya ke-7 dari komunitas ACIKITA ini dapat memberikan pemahaman kepada orang-orang yang menentang berpacaran setelah menikah. Diharapkan menjadi pembela prinsip “berpacaran setelah menikah.” Insya Allah dapat menambah khazanah pemahaman masyarakat pada umumnya, khususnya umat Islam Indonesia. (Susi Rusdi Development Director / Agency Manager Allianz Life)

Cara Mendapatkan Buku

InsyaAllah akan tersedia mulai akhir bulan depan di toko buku di Indonesia. atau bisa dapatkan di ACIKITA Publishing. Kontak acipublishing@yahoo.co.id atau para penulis buku ini. CP ACIKITA PUB. Rahmi 021-4116-4400

Akhir kata terimakasih tak terhingga kepada semua pihak yang telah berkontribusi, para penulis, illustrator cover buku (Dian yang sangat sabar), para penulis ACIKITA semuanya. Terimakasih kepada para endoerser yang telah bersedia meluangkan waktunya dan membaca karya kami ini. Mari tetap berkarya menyampaikan hal-hal terbaik yang memang harus kita lakukan, untuk menyelamatkan genarasi mendatang dan Indonesia kita. Gambarimashou! Fastabiqul khairat

wassalam

TOKYO, 2010, januari 26

Ijum

 

 

Mengapa Melanjutkan Studi ke Jepang? (Bagian III-Habis)

Mengapa Melanjutkan Studi ke Jepang? (Bagian III-Habis)

                                       Oleh: DR. Jumiarti Agus

JAKARTA, KOMPAS.com - Sangat mungkin, bagi mereka yang tidak mampu membayar uang sekolah dan tidak punya beasiswa untuk bebas uang kuliah. Hanya syaratnya, yang bersangkutan harus mendaftarkan diri untuk berhak mendapatkan keringanan atau bebas uang kuliah.

Di Tokyo Institute of Technology, misalnya, atau mungkin juga di universitas lain. Mahasiswa program S-3 akan diberikan tunjangan sebagai teaching assistant. Besarnya uang yang diterima hampir sama dengan beasiswa Monbukagakusho, yaitu sekitar 160 ribu yen per bulannya.

Bagi yang tidak mengajukan aplikasi permohonan gratis uang sekolah pun tidak perlu berkecil hati. Dengan modal arubaito (kerja paruh waktu), sangat mungkin untuk membayar uang sekolah. Sebutlah, misalnya mengantarkan koran pada pagi dan sore hari, Anda bisa bergaji 150 ribu yen perbulannya atau sekitar Rp 15 juta. Sementara uang sekolah di negeri hanya sebesar 270 ribu yen persemester.

Masih mau menunda pembayaran kuliah? Kenapa tidak, sebab hal itu pun bukan mustahil terjadi, karena pembayaran masih bisa dilakukan hingga hampir masuk semester baru berikutnya. Jadi, universitas sangat tidak kibishi (kaku) dalam urusan pembayaran uang sekolah. Semuanya bisa dikompromikan dan dimusyawarahkan.

Daya tarik lain

Tentunya, masih banyak hal-hal positif atau daya tarik lain yang akan membuat orang senang memilih Jepang sebagai negeri untuk tujuan studinya. Ya, mulai dari besarnya beasiswa yang umumnya bisa membuat makmur penerimanya, kebijakan negara dan sekolah (universitas) yang membuat mahasiswa dapat belajar dengan baik, atau sistem bimbingan profesor yang tidak menyulitkan mahasiswa.

Atau mungkin, ketertarikan karena ingin mendapatkan pekerjaan dengan mudahnya di Jepang? Masih panjang lagi rincian lainnya, termasuk menimba ilmu dari sistem dan peradaban bangsa Jepang untuk kita teladani. Maka, dengan segala paparan di atas, tidakkah Anda tertarik untuk belajar di Jepang?

Penulis adalah alumni Tokyo Institute of Technology dan Peneliti di Aku Cinta Indonesia Kita (ACIKITA) di Tokyo, Jepang . Penulis buku Rahasia Melanjutkan Studi dan Mendapatkan Beasiswa ke Jepang

Sumber: http://edukasi.kompas.com/read/2010/01/15/15001318/Mengapa.Melanjutkan.Studi.ke.Jepang.Bagian.III.Habis

Mengapa Melanjutkan Studi ke Jepang? (Bagian II)

Mengapa Melanjutkan Studi ke Jepang? (Bagian II)

Oleh: Jumiarti Agus

JAKARTA, KOMPAS.com - Bila Anda ingin datang ke Jepang untuk belajar, tentu Anda membutuhkan berbagai informasi, mulai dari proses masuk sekolah, aplikasi, ujian masuk, tempat tinggal, serta segala sesuatu yang dibutuhkan untuk kelangsungan belajar dan hidup di Jepang.

Beruntungnya, semua informasi itu telah tertata dan terencana dengan sangat baik. Setiap kesulitan dan ada sesuatu yang Anda butuhkan, mereka siap dengan informasinya. Apalagi, sistem internet berkembang sangat pesat, segala informasi yang dibutuhkan dengan mudah dapat dicarikannya di internet.

Kalaupun tidak bisa membaca huruf kanji, setiap mahasiswa asing mempunyai tutor di laboratoriumnya. Sang tutor akan siap membantu kesulitan Anda.

Ya, pokoknya, segala sesuatunya sudah establish. Karena memang, mereka telah menyiapkan semua kenyamanan bagi orang asing. Sejatinya, hal tersebut menyebabkan siapa saja akan merasa nyaman dan yakin untuk studi ke Jepang.

Sistem dan kualitas pendidikan

Jepang merupakan salah satu negara yang sangat memperhatikan kualitas pendidikannya. Terbukti, untuk pendidikan tinggi, banyak universitas di Jepang yang berbenah diri dan memperbaiki sistem pendidikannya.

Masing-masing bidang ilmu berkembang sangat serius, dengan kajian riset yang dilakukan mendalam dan unik. Setiap profesor atau asisten profesor mempunyai laboratorium. Di sanalah mereka melakukan penelitian dengan sangat serius, terencana, dan punya output yang jelas.

Sarana dan prasarana penunjang kesuksesan studi pun sangat berlimpah. Tidak pernah ada kesulitan zat (chemical) dan alat untuk melakukan riset di laboratoriumnya. Alhasil, sulit dimungkiri, sebagai tempat menuntut ilmu, kondisi minimnya dana pendidikan di Jepang hampir tidak pernah ditemui. Sangat berbeda nyata dengan di negeri kita, Indonesia.

Mempublikasikan International Paper

Kemajuan pendidikan di Jepang terbukti dengan banyaknya publikasi internasional yang berasal dari laboratorium-laboratorium penelitian, baik di perguruan tinggi maupun di berbagai lembaga riset. Hal ini pun merupakan kesempatan baik bagi siapapun Anda, baik mahasiswa S-2 atau S-3, karena bersekolah di dalam negeri sulit sekali untuk bisa membuat publikasi international.

Pengalaman menulis di jurnal internasional adalah sesuatu yang sangat berharga, karena Anda akan mengetahui betapa pentingnya melakukan riset dengan keunikan atau orisinalitas sendiri. Anda akan mengerti cara menyampaikan dan mengemas informasi ilmiah.

Jurnal-jurnal itu, semuanya ditulis dengan bahasa ilmiah yang bisa dimengerti oleh orang lain. Sungguh suatu pengalaman yang sangat berharga sekali.

Kesempatan Keliling Dunia Melalui Seminar Internasional

Uang bukanlah kendala bagi banyak perguruan tinggi di Jepang. Selain kesempatan publikasi, mahasiswa juga berkesempatan besar untuk keliling dunia melalui seminar atau presentasi ilmiah di berbagai forum international. Kegiatan-kegiatan ini bisa terjadi selain di dalam negeri atau di Jepang sendiri.

Biasanya, laboratorium dengan mudah mengirim mahasiswanya untuk mengikuti pertemuan ilmiah yang diadakan. Hal tersebut tentu sesuai dengan bidang yang bersangkutan. Asalkan mempunyai data yang bisa ditampilkan, Anda bisa berpartisipasi di acara tersebut. Semua biaya dan kebutuhan sudah ditanggung oleh laboratorium, termasuk segala persiapan yang harus dilakukan.

Ya, sebutlah misalnya ketika Anda mengikuti presentasi poster. Kertas untuk mem-print poster pun disediakan oleh pihak laboratorium. Sungguh takjub saat kali pertama mengetahui hal ini.

Penulis adalah alumni Tokyo Institute of Technology dan Peneliti di Aku Cinta Indonesia Kita (ACIKITA) di Tokyo, Jepang

Sumber: http://edukasi.kompas.com/read/2010/01/14/18120329/Mengapa.Melanjutkan.Studi.ke.Jepang.Bagian.II.

Mengapa Melanjutkan Studi ke Jepang? (Bagian 1)

JAKARTA, KOMPAS.com - Jepang merupakan salah satu negara impian banyak orang, baik untuk bekerja maupun melanjutkan studi. Tidak hanya pelajar dari Indonesia, tetapi juga banyak bangsa lain di dunia.

Sebagian di antara mereka memang datang dengan beasiswa dari pemerintah Jepang (Monbukagakusho). Tapi, tak sedikit yang datang dengan biaya pribadi pada awal kedatangannya.

Memang, sekarang ini persoalan jarak sudah bukan lagi penghambat melanjutkan studi ke luar negeri. Ya, ke manapun, termasuk Jepang. Banyak anak bangsa yang memilih berjuang di negeri orang untuk memperdalam ilmu pengetahuan dan meningkatkan keahliannya.

Lalu, apa gerangan yang membuat ketertarikan mereka belajar di negeri orang, khususnya ke Jepang?

Aman didatangi

Bila Anda berniat untuk studi ke luar negeri, faktor keamanan tentu cukup penting untuk dipertanyakan. Di Jepang, tidak masalah bila berpergian ke mana-mana seorang diri. Bahkan, tidak terkecuali saat pulang ke rumah setelah larut malam lantaran saking betahnya melakukan riset atau membuat laporan penelitian di laboratorium.

Tak jarang, mahasiswa memang melakukan hal itu, yaitu pulang larut malam. Karena tradisi di sana, laboratorium adalah rumah kedua. Bagi mahasiswa, pulang ke rumah hanya untuk tidur saja.

Toh, tidak pernah ada seorang mahasiswa pun yang diganggu. Tidak pernah ada pencopet atau perampok. Tidak pernah bertemu dengan seseorang yang ingin menganiaya.

Tidak terbantahkan, Jepang memang negara dengan tingkat keamanan nomor 1 di dunia.

Perpaduan kebudayaan

Berada di kota-kota di Jepang, bukanlah pemandangan mengherankan manakala terlihat kuil-kuil kuno tegak berdampingan dengan gedung-gedung pencakar langit. Inilah kebudayaan Jepang dewasa ini, sebuah gabungan yang mengagumkan antara kebudayaan kuno dan baru, antara Timur dan Barat.

Seiring kemajuan teknologi media informasi, informasi dengan mudah mengalir masuk ke Jepang. Hal-hal baru dengan cepat pula tersebar luas di sana. Namun, kebudayaan tradisional seperti festival tradisional dan gaya hidup yang sudah berurat dan berakar di setiap daerah masih tetap melekat sebagai ciri khas daerah yang bersangkutan, seperti halnya dialek daerah.

Berbeda sekali dengan kita, orang Indonesia, yang sangat mudah terpengaruh oleh budaya luar, dan terkesan enggan mempertahankan budaya leluhur kita. Di Jepang, kebudayaan tradisional adalah suatu daya tarik sendiri yang sangat menginspirasi banyak anak bangsa. Tak sedikit anak bangsa yang terlibat dan ingin mengikuti berbagai festival tradisional negaranya sendiri.

Ramah dan Menghormati

Kultur masyarakat Jepang umumnya ramah. Mereka menerima siapa saja tanpa memandang seseorang dari tampilannya. Mereka menilai semuanya adalah makhluk yang mempunyai hak untuk dihormati dan diperlakukan dengan baik, sehingga membuat nyaman untuk berada di antara mereka.

Tidak ada pandangan sinis, pelecehan, dan sebagainya dari mereka terhadap pendatang pada umumnya. Kebebasan menjalankan ibadah dan hal-hal keagamaan juga dihormati oleh penduduk Negeri Sakura.

Memang, untuk memperoleh makanan halal terasa sulit. Namun, mereka akan dengan sabar menerangkan setiap komposisi makanan dari suatu produk atau dagangannya. Mereka dengan jujur mengatakan, "Maaf, sebaiknya ini jangan dikonsumsi," bila ternyata ada zat yang haram dalam suatu bahan makanan yang akan dibeli.

Pun, begitu dalam kesehariannya. Mereka dengan mudah memahami keberatan-keberatan seorang Muslim akan suatu kegiatan mereka yang tidak sesuai dengan syariat agama Islam. Dengan syarat, kita harus memberitahunya dengan konsisten.

Penulis adalah alumni Tokyo Institute of Technology dan Peneliti di Aku Cinta Indonesia Kita (ACIKITA) di Tokyo, Jepang 

Sumber: http://edukasi.kompas.com/read/2010/01/13/15475675/Mengapa.Melanjutkan.Studi.ke.Jepang.Bagian.I.

Kiat Melamar Beasiswa Ke Jepang

Kiat Melamar Beasiswa Ke Jepang

Oleh: DR. Jumiarti Agus

http://edukasi.kompas.com/read/2010/01/25/14163398/Kiat.Melamar.Beasiswa.ke.Jepang.

JAKARTA, KOMPAS.com — Setiap orang punya kiat berbeda, namun tetap saja kiat umum yang dilakukan lebih kurang sama. Alhasil, begitu Anda memutuskan memilih Jepang sebagai tempat studi dan berjuang mendapatkan gelar profesor, tahapan pertama yang harus dilalui adalah mengumpulkan sebanyak-banyaknya informasi.

Sama halnya ketika ingin mencari pekerjaan, tentu Anda pun harus tahu tentang perusahaan yang akan dilamar. Begitu juga ketika memutuskan untuk studi ke Jepang, mulailah mengumpulkan dan menggali informasi lebih luas dan dalam. Bisa saja informasi oral dari seseorang yang pernah sekolah di Jepang, melalui buku, internet, surat kabar, dan sebagainya. Informasi tersebut, misalnya, mulai tentang dinamika sekolah di Jepang, suka dan duka sekolah di negeri orang, biaya, dan lain-lainnya.

Budaya dan perilaku orang Jepang

Sangat penting mengetahui budaya, perilaku, dan karakter orang Jepang. Hal tersebut sangat erat hubungannya dengan adaptasi Anda kelak, baik di sekolah maupun di lingkungan tempat tinggal. Dengan demikian, akhirnya Anda tidak terkaget-kaget ketika hidup di Jepang. Banyak yang tidak bisa survive studi dan hidup di Jepang hanya lantaran tidak berhasil beradaptasi. 

Sistem pendidikan

Sebaiknya Anda juga harus mengetahui informasi khusus terkait pilihan studi, baik untuk jenjang D-3, S-1, S-2, maupun S-3. Pelajari juga sistem pendidikannya karena masing-masing tingkatan sangat berbeda, misalnya di Tanah Air, S-1, S-2, dan S-3 merasakan kuliah di dalam kelas.

Di Jepang, mahasiswa S-3 tidak perlu mengambil kelas. Untuk lulus S-3, Anda harus mampu membuat publikasi di jurnal internasional, sesuai dengan persyaratan di departemen Anda dan masih banyak lagi hal lain.

Informasi tentang beasiswa

Anda juga harus mencari informasi-informasi tentang beasiswa yang tersedia. Bisa didapatkan di kedutaan besar, melalui koran, internet, melalui situs perguruan tinggi di Jepang, atau mendatangi presentasi beasiswa yang sering dilakukan di Tanah Air. Silakan mempelajari semua informasi dan persyaratan untuk melamar beasiswa tersebut, yang salah satunya bisa dilihat di Kompas.com ini edukasi.kompas.com/beasiswa.

Informasi tentang iklim

Terbentang membentuk busur pada arah barat laut Samudra Pasifik di tepi timur Benua Eurasia, negara Jepang terdiri dari pulau-pulau besar dan kecil, dengan luas sekitar 378.000 km² membentang dari selatan ke utara sepanjang 2.500 km dan terletak pada sekitar 20°-46° LU. Pulau-pulau utamanya adalah Hokkaido, Honshu, Shikoku, Kyushu, dan Okinawa.

Honshu terbagi dalam 5 daerah, yaitu Tohoku, Kanto, Chubu, Kinki, dan Chugoku. Sekitar tiga perempat dari daratan Japang terdiri atas daerah pegunungan dan perbukitan, sedangkan tanah datar yang tersedia untuk lahan dan pengembangan kota sangat terbatas. Di daerah yang terbatas inilah tinggal lebih kurang 130 juta penduduk.

Iklim Jepang berubah dengan pergantian 4 musim yang jelas karena Jepang terletak hampir di pusat daerah beriklim sedang. Musim semi dan musim gugur sangat nyaman. Pada musim panas (Juli-Agustus) angin bertiup dari Samudra Pasifik sehingga menjadikan Jepang sangat panas. Sebaliknya, pada musim dingin (Desember-Februari) angin bertiup dari daratan dan menjadikan Jepang sangat dingin.

Di Kepulauan Hokkaido, pada bulan Juni berlangsung tsuyu (musim hujan) dan hampir setiap hari turun hujan. Di samping itu, karena kepulauan Jepang memiliki struktur daratan yang rumit dan memanjang dari selatan ke utara, adanya perbedaan iklim yang mencolok antardaerah merupakan kekhasan tersendiri.

Di Hokkaido dan Honshu sekitar Laut Jepang, pada musim dingin curah saljunya tinggi. Dengan memanfaatkan perubahan musim seperti ini, berbagai macam olahraga pantai dan olahraga musim dingin bisa dinikmati dengan menyenangkan.

Musim dingin sangat dingin dan musim panas pun sangat panas. Untuk hal ini dibutuhkan kondisi fisik yang kuat. Oleh karena itu, kondisi fisik yang sehat adalah suatu persyaratan mutlak yang harus Anda penuhi.

Dus, jangan Anda membohongi kondisi kesehatan Anda! Khususnya pada saat Anda melakukan pengisian formulir beasiswa. Dalam beberapa kasus, mahasiswa mengundurkan diri karena alasan kesehatan. Untuk itu, semakin dalam Anda mengetahui informasi yang sudah semestinya Anda ketahui, semakin besar pula semangat juang dan kesempatan mendapatkan beasiswa dan studi di Jepang.

Penulis adalah alumnus Tokyo Institute of Technology dan Peneliti di Aku Cinta Indonesia Kita (ACIKITA) di Tokyo, Jepang . Penulis buku Rahasia Melanjutkan studi dan mendapatkan beasiswa ke Jepang

Senin, 04 Januari 2010

Ketika Adek Rais Menangis

Ketika Adek Rais Menangis

 

              Tak ada bayi yang tidak pernah di dunia ini karena bayi berkomunikasi melalui tangisnya. Ketika ia lapar, pipis dan e-ek, kesepian, merasa suhu di sekitarnya panas atau  dingin, mengantuk, tergaduh karena suasana bising, suasana baru, ketika ia takut ada orang baru dan berada di lingkungan asing baginya, maka umumnya bayi akan menangis. Begitu pula halnya dengan Rais.

              Ketika tengah malam Rais (bayi) lapar dan ia menangis, sang ibu segera terbangun, seperti ada kontak langsung.

              “Sayang,.. ada apa?”

“Lapar?”

Ibunya segera mendekap dan mengajak bayinya berkomunikasi singkat, sekedar memberitahu bayinya kalau sang ibu sudah bangun.

              “Udah ya nangisnya Mami sudah tahu kalau anaknya lapar. Akan segera kok dikasih tambahan energi.” Ibu berucap demikian untuk mengajak bayinya berkomunikasi, meskipun sang bayi belum mengerti, tapi ia ingin melatih dan membiasakan berkomunikasi dengan bayinya.

              Karena memang jadwal menyusunya Rais, ibunya segera memberinya ASI.  Sang ibu juga mengusap bagian kening Rais, sambil mendendangkan kalimat-kalimat  Allah, misalnya Allahu Akbar, Allah Maha Besar, Subhanallah, Alhamdulillah, serta ayat-ayat pendek.

Alhamdulillah dengan membiasakan mendendangkan Rais dengan kalimat- kalimat Allah, sang Ibu menjadi tenang dan terjaga kestabilan emosinya menghadapi bayi. Serta bayi juga menjadi lunak dan pengertian. Rais tidak pernah menangis menjerit-jerit atau menangis dengan sangat kencang sekali. Banyak sekali variasi-variasi nyanyi yang dibuat oleh sang ibu untuk Rais, termasuk harapan dan cita cita untuk Rais bila besar kelak. Bayit-bayit harapan itu diselipkan diantara kalimat-kalimat Allah tersebut.

Ketika Rais menangis, ibunya juga meminta Rais untuk tidak membiasakan menangis terlalu lama.

              “Rais,.. udah ya menangisnya, Mami sayang sama Rais!”

              “Menangisnya seperluny aja Nak, untuk ngasih tahu Mami saja ya. Nggak baik menangis terlalu lama. Pertama energi Rais jadi mubazir terbuang. Rais bisa capek. Di samping itu juga nggak baik untuk kesehatan!”

              “Mami kenapa nggak baik kalau nangis terlalu lama?” Kakak Najmi segera bertanya ketika ia mendengar ibunya memberikan keterangan untuk Rais.

              “Kalau anak yang sering menangis atau menangis teralu lama, bisa mengakibatkan pusarnya jadi keluar. Jadi nggak bagus.”

              Ya memang ada kasus pada anak yang suka menangis terlalu lama, pusarnya jadi nggak bagus. Di samping itu pada anak laki laki ada kecenderungan membesarnya bagian kemaluannya. Ini semua bisa mengakibatkan cikal bakal timbulnya penyakit hernia. Begitu informasi yang diterima sang Ibu. Wallahualam…

              Tapi pada kenyataannya, membiarkan anak menangis sampai ia terisak-isak, maka akan membuatnya sangat letih. Duh kasihan sekali!.

              Untuk Rais, selama ini tips-tips yang diciptakan ibunya untuk meredakan tangisannya adalah sebagai berikut:

1.    Mendekap dan menyayanginya segera.

Perlakuan begini didasarkan atas pemikiran bahwa bayi akan merasa hangat dan terlindungi. Ia yakin dengan perlakuan begitu ibunya sayang dan sangat mengasihinya. Bayi dan anak-anak akan senang dicium, disayang dan dimanja-manja oleh ibu-bapaknya.

2.    Sang ibu berusaha tetap berada dalam kondisi optimis bahwa ia mampu meredakan tangisan bayinya.

3.    Mendendangkan kalimat-kalimat Allah, seperti alasan yang diungkapkan di atas. Hal ini sangat terbukti ampuh mengatasi kemarahan bayi dan menstabilkan emosi ibu. Yang melunakkan dan mengendalikan emosi insan-insan adalah Allah SWT, ini landasan berpikirnya.

4.    Ibunya berusaha mengeksplorasi tempat-tempat pada tubuh bayinya yang senang bila dibelai oleh sang ibu. Untuk Rais, ia akan merasa nyaman sekali bila bagian kening dan alis mata dibelai dengan sayang dan lembut. Ia akan cepat terhanyut dalam dekapan ibu bapaknya.

5.    Ibunya berusaha mengeksplorasi kecenderungan anak/kesukaan anak yang bisa membuat anak lupa akan tangisnya. mMisalnya, Rais sangat senang dengan musik dan nyanyian. Bila ia menangis, benda-benda yang mengeluarkan suara dan musik mampu menarik perhatiannya. Misalnya buku anak yang ada lagunya, handphone mainan kakaknya (Najmi) yang bisa bersuara dan bersahut-sahutan. Serta mainan lainnya yang ada nyanyian/musiknya.

Seiring dengan bertumbuhnya Rais, kecenderungan dan keinginanannya juga bertambah. Misalnya ia mulai cenderung suka dengan peralatan main dan belajar kakaknya. Ia mulai merebut benda-benda kakaknya. Dan aksi perlawan Rais juga mulai timbul. Saat begini juga tak kalah pentingnya untuk mengasih tahu kakaknya kiat mengalihkan perhatian Rais.

              “Kakak, Adek Rais itu dia belum mengerti bahasa kita, Nak. Kalau kakak mau mengambil benda-benda kepunyaan kakak, caranya harus cari dulu barang lain yang disukai Adek Rais. Alihkan perhatiannya. Kalau langsung diminta tentu ia nggak mau.” Ibunya memberitahu kiat mengalihkan perhatian Adek Rais.

              “Pinjam Dek! Ini yang cantik buat Adek” Kakak Najmi menirukan gaya ibunya.

              Ya dari kecil Rais telah dibiasakan dan diperkenalkan dengan kata-kata “pinjam” di saat ia memegang benda-benda yang tidak baik untuknya. Alhamdulillah karena dibiasakan sejak dini, Rais jadi mengerti sekali. Apa-apa hal yang akan diminta atau dialihkan dari Rais, kami menyebutnya dengan “pinjam Dek!” sembari membawakan gantinya untuk dipegang dan dimainkan Rais.

              Prinsip mengalihkan perhatian Rais ini bertujuan juga untuk membiasakannya sejak kecil mempunyai pengertian dan pemahaman akan hal-hal pengganti. Ia diharapkan punya sifat bisa mengalah dan menunda keinginan. Semoga tujuan-tujuan kami ini, kelak menjadi kenyataan. Sehingga tidak diharapkan tantrum besar akan muncul, karena sedikit demi sedikit, melalui benda-benda yang tidak boleh dipegang dan dimainkan Rais, ia terlatih untuk beralih ke yang lain. Karena pada prinsipnya tantrum atau keinginan anak yang tak bisa dialihkan, hingga ia meronta-ronta dan memaksa, berasal dari akumulasi permintaan demi permintaan anak sejak kecil, yang selalu berusaha dipenuhi oleh orangtuanya, sebagai ungkapan dan wujud sayang. Dan anak tidak pernah dilatih untuk mengalah atau menunda keinginan.

              Dengan kiat di atas, alhamdulillah hingga saat ini, secara lunak kami bias menaklukkan keinginan Rais, bia ia memint sesuatu yang sebenarnya berbahaya atau tidak baik untuknya. Misalnya mempermainkan alat-alat tulis dan berkarya kakaknya, seperti gunting, pena dan pensil. Juga buku-buku sekolah kakaknya (terutama buku yang ada not nyanyinya). Saat ini Rais memang sudah tahu dengan buku nyanyi, ia sering mengambilnya dan meminta siapa saja di rumah kami untuk menyanyikan lagu sesuai syair buku itu.

              Semoga kita tetap bisa berlaku yang terbaik buat para buah hati kita. Menanam biji tomat akan tumbuh tomat, biji cabe akan tumbuh cabe, dsbnya. Artinya Allah akan memberikan hasil sesuai dengan usaha kita dan tak akan pernah salah. Begitu juga menanamkan kebaikan, perlakuan yang tepat, bertindak bijaksana tapi sayang akan berbuah hasil yang setimpal pula. Yuk tetap semangat untuk kebaikan putera puteri kita.

Wassalam

Mamianak

Tokyo

0911222