Kamis, 14 Agustus 2008

Pidato Untuk Rais Saat Ofuro

Pidato untuk Rais Saat Ofuro
 
Tak seperti biasanya ketika mandi pagi, Rais selalu anteng. Ia akan ketawa-ketawa dan betah di dalam ofuronya. Tak pernah menangis, bila Mami mengayunkan di ofuro (tempat mandi Rais) seperti gerakan berenang dengan pelan. Ia akan smile (tersenyum) dan me-ngoceh kegirangan.
 
Kali ini mungkin karena waktunya kurang tepat. Rais memang kelihatan agak mengantuk, namun Mami belum memandikan Rais. Mami pikir, Rais akan tidur pulas dan nyenyak bila mandi pagi dulu. Tak masalah sedikit waktu tidurnya ditunda untuk mandi pagi. Apalagi memang telah biasa Rais mandi pagi. Hanya saja semalam memang jam tidurnya agak bergeser. Mungkin itu Rais agak mengantuk.
 
“Ehek,..ehek,.. ehek,..” Tangisan kecil Rais ke luar.
 
Ciri tangis Rais, yang memberikan aba-aba pada maminya. Rais memang tak mau menangis asal menangis saja.
 
Ia tampaknya berprinsip, “Buat apa langsung menangis dengan suara keras dan butuh energi tinggi? Karena itu akan membuang energi saja.” 
 
“Kalau dengan energi rendah Mami sudah mengerti, kenapa harus marah-marah memanggil Mami?” Seakan rais berkata demikian.
 
Tipikal tangisan Rais berbeda dengan kakak Najmi. Bila Najmi bayi, ia selalu meminta maminya untuk bergerak cepat, dan selalu tak sabar. Hingga di rumah sakit waktu dulu, orang semuanya kenal dengan tangisan Najmi yang kencang sekali. Tak ada jeda untuk toleransi.
 
Ooo,..Sore wa Agusu-san no kodomo mitai (Ooo, itu sepertinya bayinya si Agus).” Seorang teman Mami yang sudah kenal sejak pemeriksaan kehamilan, waktu Mami hamil Kak Najmi, menebak kalau yang sedang menangis adalah Najmi.  
 
Rais? Lebih sabar, memberikan tangisan dimulai dari nada rendah sebagai aba-aba buat maminya. Bila belum juga digubris, maka nada itu sedikit meningkat, begitu selanjutnya, bila dicuekin. Tapi tentulah orangtua tak ingin mencuekin anaknya, artinya bila maminya masih sibuk dengan urusan pekerjaan rumah, tangis besarnya sesekali keluar juga.
 
Kembali ke topik ofuro pagi ini, Mami berusaha mengalihkan perhatian Rais. Mami menjangkau boneka mandi yang ditarok kakak Najmi dekat ofuro Rais. Namun ternyata hanya ada 2 boneka mandi, dan ukurannya agak kecil. Usaha Mami tak berarti buat Rais. Kurang mampan.
 
Tanpa disadari Mami mengoceh dan berpidato. Rasanya tak pernah dilakukan ketika Rais mandi. Namun secara spontan saja keluar kata-kata pidato mami untuk Rais.
 
“Assalamu’alaikum Warahmatullahi wabarakatuh!” Ternyata suara Mami menghentikan tangisan Rais dengan sendirinya.
 
Mami melanjutkan lagi pidatonya, sambil sesekali ketika mengambil sabun dan memoleskan ke badan Rais, berpidato sambil melihat mata Rais. Rais terpancing untuk konsentrasi mendengarkan maminya. Senyum Rais pun tak bisa ia tahan. Keseharian Rais memang mudah senyum, ketawa, dan respon sekali bila diajak berbicara. Hal ini telah berlangsung sejak umur 1 bulan beberapa hari. Membuat seisi rumah betah bermain dan bercanda dengan Rais.  
 
“Bapak-bapak, Ibu-ibu dan teman-teman, tahu nggak kenapa kita harus mandi pagi?” Mami melanjutkan pidato buat Rais di ofuro
 
“Enggak tahu.” Mami menjawab sendiri.
 
 
“Kalau nggak tahu, Rais kasih tahu!”
 
“Mandi pagi itu membuat tubuh kita menjadi segar dan bersih.”
 
“Karena itu, rajinlah Bapak-bapak, ibu-ibu dan teman-teman untuk mandi pagi, seperti Rais!”
 
Belum usai pidato hingga salam terakhir, Rais sudah tampak enjoy lagi di dalam air. Tak lama selesailah ofuro pagi ini.
 
“Alhamdulillah sudah selesai ya, maafkan Mami ya, tadi Rais ngantuk ya?"
 
Mami bukan jahat, bukan mau membuat Rais menangis, tapi kalau rais dah mandi kan tidurnya bisa pulas, dan tidak gerah.”
 
Mami mengajak Rais berbicara, ketika memasangkan baju setelah mandi. Mami  memberikan penjelasan kenapa Rais tetap dimandikan walau sudah ada tanda-tanda mengantuk.
 
Setelah cakep pagi ini dan minum ASI, Rais segera tidur pulas, dan Mami merapikan hal-hal yang perlu dilakukan setelah Rais selesai mandi. Memberi baby oil pada tempat yang kering di permukaan kulit Rais, membersihkan telinga, bagian badan yang kelihatan harus dibersihkan dengan baby oil. Merapikan bagian kepala, untuk menghilangkan lemak permukaan yang masih belum sempurna. Hal ini dilakukan  karena rambut Rais yang sangat tebal, dan tak mungkin berlama-lama keramas seperti orang besar. Lagipula dokter di rumah sakit pun mengajurkan untuk merapikan badan bayi setelah selesai dimandikan, dan tak disarankan untuk terlalu lama memandikan bayi.
 
Intinya hari ini Mami dapat satu pelajaran dan trik lagi untuk meredakan dan menghentikan tangisan Rais. Memang banyak cara yang bisa dilakukan untuk mengalihkan tangisan bayi. Kita para orangtua harus membacanya, mencari penyebab tangisan yang muncul dan memberikan solusi yang tepat. 
 
“Gambarimashou!”
 
Untuk Rais jangan berikan soalan-soalan sulit buat Mami ya? Kalau menangis sperlunya saja, sebagai pemberitahuan buat Mami. Kalau Mami sudah temukan sumber permasalahannya dan dah diberikan solusinya, Rais jangan bertingkah ya Nak! Mami ingin merawat Rais dengan lebih baik, ketimbang dulu ketika kakak Najmi kecil, karena memang belum ada pengalaman merawat bayi sendiri, apalagi di negeri orang.
 
“Mami sayang sama Rais."
“Papi sangat sayang Rais”
“Kakak Najmi juga tak kalah sayangnya”
 
Wassalam
Mamichan
Tokyo
080814
NB: foto bukan foto rais hari ini, foto di atas kolreksi tangal 080703