Untuk karya satu ini berat sekali perjuangannya, mulai dari membuat kisi kisi penulisan, mengundang penulis, periksa tulisan, edit dan benarkan tulisan, hingga setting lay out, tata letak foto pengantin,,.. menambahkan bahasan isi buku,.. hingga cover yang jadi ajang perdebatan, tidak saja tingkat pemirsa, calon pembaca, tapi juga pada level penulis...
Namun berkat yakin,. dan atas izin Allah akhirnya terwujud jua cita cita luhur kami, untuk menyampaikan kebenaran dariNya.
Latar Belakang dan Tujuan Penerbitan Buku
Menikah Tanpa Pacaran?, Ok Banget!!! Bukan berarti para penulis di buku ini tidak pernah berpacaran. Namun mereka menikah dengan seseorang yang ia kenal atau dikenalkan beberapa waktu sebelum menikah, baik oleh orangtua, teman, atau guru mengaji.
Penulisan buku ini didasarkan oleh rasa peduli kami terhadap kondisi pergaulan muda-mudi zaman sekarang. Banyak yang beranggapan, mengenal jauh seorang calon suami/isteri dengan berpacaran sebelum menikah, adalah suatu syarat. Sehingga mereka memutuskan berpacaran.
Kami bertujuan untuk berbagi kepada generasi muda dan siapa saja, bahwa menikah tanpa pacaran insya Allah lebih nikmat dan berkah. Semua yang dilakukan “halal” dan bernilai ibadah. Terlebih Islam tidak merekomendasikan pacaran sebelum menikah.
Semua penulis yang terlibat dalam buku ini menuliskan kisah nyata yang dilaluinya, dengan sagat istimewa. Mereka berbagi kiatnya tentang proses dan usaha yang dilakukan dalam menemukan pasangan hidup. Berbagi informasi kiat menjalin hubungan, berinteraksi dan berkomunikasi dengan pasangan, menuju rumah tangga sakinah, mawaddah, warahmah. Juga penyelesaian konflik yang muncul.
Penuturan jujur tentang konflik, bukan untuk membuka aib. Karena penulis dan pasangannya telah setuju konfliknya di-publish. Mereka ingin berbagi kepada para pembaca agar sukses berinteraksi dengan pasangan impian.
Terimakasih kepada para penulis yang telah menghadirkan tulisan istimewanya. Terimakasih kepada para pembeli buku ini. Insya Allah setiap penjualan buku ACI, kami sisihkan sejumlah tertentu untuk tambahan biaya pendidikan anak-anak di sekolah binaan ACI. Terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penerbitan buku ini.
Masukan dan kritikan sehat dari pembaca sangat diharapkan untuk sebuah buku yang lebih baik. Karena karya insan manapun tidak ada yang sempurna. Sulit untuk menghadirkan sebuah buku yang disukai oleh seluruh pembaca. Semoga buku ini bermanfaat hendaknya. Amiin.
Terimakasih.
Menikah Tanpa Pacaran,?
Oke Banget !!!
(Berbagi Pengalaman dalam Proses Mendapatkan Pasangan, Menata Interaksi, dan Menyelesaikan Konflik di dalam Rumah tangga)
++ Bahasan Singkat Seputar Proses Ta’aruf, Khitbah dan Menikah Secara Islami
Jumiarti Agus, Rahmiagusra, Dona Maiyerti,
Yudhi Mulianto, Juariah, Rieska,
M. Amin Sulthoni dan Yudith Fabiola
Penyusun Buku: Jumiarti Agus, Ph.D
Setting/Layout: Aku Cinta
Desain Sampul: Tomoko Dian
Editor: Jumiarti Agus, Ph.D; Silvia Aslami
Penerbit: Aku Cinta
Cetakan Pertama: Januari, 2010/07/25
Jumlah Halaman: viii + 270 halaman
Kategori Buku: Non Fiksi/Inspirasi, Spritual
ISBN:
Bagian Belakang buku:
“Bagaimana mungkin akan mendapatkan jodoh kalau tidak berpacaran?
Bagaimana bisa mengenal pribadi si calon kalau tidak berdekat-dekatan atau tidak menjalin hubungan dengannya?”
Temukan semua jawaban Anda di dalam buku ini!
***
“Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia yang menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenisnya sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tentram kepadanya, dan dijadikan-Nya di antaramu rasa kasih dan sayang… (Ar Rum (30) : 21).”
“Buku ini membuktikan bahwa cinta sejati bukanlah dari pandangan pertama pertemuan. Cinta tumbuh setelah mengenal siapa pasangan kita luar dalamnya.
“Buku ini sungguh dahsyat! Mereka berbagi kisah tentang bagaimana menerima pinangan dan meminang karena Allah. Cinta paling halal dan suci. Dua manusia biasa berusaha menggabungkan cintanya agar menjadi cinta yang luar biasa setelah menikah. (Ir.Shahnaz Haq, penyiar radio dan TV, artis, dan ibu rumahtangga)."
“Buku ini adalah suatu wujud rasa tanggungjawab dan peduli kami terhadap ajaranNya. Menuntun Anda menjalani masa ta’aruf, memutuskan pilihan, menjalani pernikahan dan riak gelombang rumah tangga untuk ganbatte (berusaha keras) menuju rumah tangga SAMARA. (DR. Jumiarti Agus, M.Si, penulis, peneliti, dan ibu rumahtangga).”
Buku ini berisi tulisan tentang pengalaman sakral yang telah dilalui oleh para penulisnya. Saya bersyukur kepada Alloh atas terbitnya buku ini. Sebuah buku yang pantas dan patut dibaca oleh para remaja Islam sebelum mereka menikah, dalam upaya mempersiapkan Baitii Jannatii, rumah tangga yang sakiinah, mawaddah wa rohmah.
(Dasli Noerdin, dosen Universitas Jenderal Achmad Yani ). Ini di halaman cover depan
Buku Menikah Tanpa Pacaran ? Oke Banget ! ini sangat baik dibaca oleh kawula muda. Buku ini sangat aktual memberikan pencerahan bagaimana lezatnya menikah tanpa pacaran. Gaya bahasa juga dikemas dengan tampilan khas ACIKITA agar lebih mendekati dunia riil muda-mudi. Menjadi bacaan wajib bagi adik-adik yang ingin menikah tanpa pacaran. Serius !!!
(DR. Marsudi Budi Utomo, Lulusan Doktor dari Jepang. Ia pernah tinggal di Jepang selama 16 tahun. Ia menikah tanpa pacaran, dan telah dikaruniai 6 putri dan 1 putra bungsu)
Semoga karya ke-7 dari komunitas ACIKITA ini dapat memberikan pemahaman kepada orang-orang yang menentang berpacaran setelah menikah. Diharapkan menjadi pembela prinsip “berpacaran setelah menikah.” Insya Allah dapat menambah khazanah pemahaman masyarakat pada umumnya, khususnya umat Islam Indonesia. (Susi Rusdi Development Director / Agency Manager Allianz Life)
Cara Mendapatkan Buku
InsyaAllah akan tersedia mulai akhir bulan depan di toko buku di Indonesia. atau bisa dapatkan di ACIKITA Publishing. Kontak acipublishing@yahoo.co.id atau para penulis buku ini. CP ACIKITA PUB. Rahmi 021-4116-4400
Akhir kata terimakasih tak terhingga kepada semua pihak yang telah berkontribusi, para penulis, illustrator cover buku (Dian yang sangat sabar), para penulis ACIKITA semuanya. Terimakasih kepada para endoerser yang telah bersedia meluangkan waktunya dan membaca karya kami ini. Mari tetap berkarya menyampaikan hal-hal terbaik yang memang harus kita lakukan, untuk menyelamatkan genarasi mendatang dan Indonesia kita. Gambarimashou! Fastabiqul khairat
wassalam
TOKYO, 2010, januari 26
Ijum